Aku terbangun di
atas padang hijau yang sangat luas. Ku lihat sekitar hanyalah rumput yang
tinggi dan awan biru yang luas. Aku tak tau dimana aku sekarang berada, yang
aku ingat sebelumnya hanya pergi ke kamarku untuk tidur diatas ranjang dengan
ditutupi selimut yang hangat. Apakah aku sedang bermimpi ataukah aku di culik
oleh alien, aku sangatlah bingung melihat suasana ini. Sendirian di padang
hijau yang luasa dan tak ada satupun pohon disini. Aku mulai berjalan dan
berlari menuju arah yang tak menentu ke kiri ke kanan semua terlihat sama,
hanya ada aku sendiri. “hai ! apakah ada orang disini ?” teriakku dengan keras
dan berulang kali. Tetapi tak ada satupun balasan yang terdengar dari
telingaku.
Aku terus berlari tanpa tujuan dan tanpa arah. Kakiku
sudah mulai meronta ingin berhenti berlari, tapi aku tidak bisa hanya diam
disini aku akan mati jika aku berhenti. Aku teruskan berlari hingga kakiku
terasa mau copot, akhirnya aku putuskan untuk beristirahat sebentar. Air
keringat terus mengucur dari seluruh tubuhku, badanku mulai terasa panas. Aku
melanjutkan berlari dan tak berhenti berteriak memanggil siapapun. Tak lama
kemudian aku mulai pusing, badanku tidak mau berkordinasi lagi bersamaku. Aku
tidak bisa lagi merasakan kakiku, “tidak, hei kaki kenapa denganmu ? kenapa aku
tidak bisa merasakan kakiku ?” tanyaku kebinggungan. Apakah aku lumpuh, aku
tidak bisa berhenti berfikir yang aneh-aneh. Ku pejamkan mataku dan
kulentangkan semua badanku di atas rumput hijau. Aku terus berfikir, dimanakah
aku sekarang berada, apa yang sedang terjadi kepadaku.
Kubuka kembali mataku. “dimana aku sekarang ?”gumamku,
“hei, Josh bagaimana tidurmu ?” jawab seseorang yang tak aku ketahui. Aku heran
siapa yang berbicara barusan, apakah hantu. Ku putuskan untuk menoleh melihat
ke sumber suara, siapakah tadi yang berbicara. Ternyata itu Ricky, teman
sebangkuku disekolah. “dimana aku ?” tanyaku heran. “ya disekolah lah, kau
tertidur pulas. Bersihkan tuh muka” jawab Ricky dengan tawaan. Kenapa aku
tiba-tiba ada disekolah, barusan kan aku ada di padang rumput yang luas dan tak
ada batasnya. Itu hanyalah mimpi, aku lega bahwa itu hanyalah mimpi. Aku masih
bisa merasakan kakiku, ternyata kakiku tidak apa-apa. “aku tidak lumpuh, ye aku
tidak lumpuh” dengan bangga aku berteriak riang. Aku lupa aku sedang di kelas,
aku berteriak seperti itu dihadapan teman dan guruku, serentak mereka tertawa
terbahak-bahak.
Aku lega itu semua hanyalah mimpi. Kenapa aku bisa
bermimpi seperti itu, seram sekali mimpi tadi. Aku tidak mau tertidur di kelas
lagi, aku takut akan bermimpi seram lagi. Tak lama kemudian Bel istirahat
berbunyi aku dan teman-temanku langsung beranjak pergi dari kelas menuju
kantin. Selama perjalanan aku menceritakan mimpi burukku tadi ke teman-temanku,
mereka hanya membalas ceritaku dengan tawaan mengerikan. “bagaimana bisa kalian
tertawa, sedangkan aku gugup dan hampir mati seperti itu” kataku. Mereka terus
tertawa dan minta maaf kepadaku. Aku terus berjalan bersama temanku, tak lama
kemudian aku melihat bayangan dari kejauhan. Apakah itu, aku heran sepertinya
itu sosok orang. Aku mulai mendekati bayangan itu, dan ternyata bayangan itu
ialah sesosok perempuan berambut gelombang bewarna hitam. Aku tahu siapa itu, ia
siswa dari Xavier School sama sepertiku, namanya Talitha. Kenapa dengannya, bagaimana
bisa dia tergeletak disini. Lalu aku bergegas mengangkat dia. “hei! Bangun,
bangun” kataku. Tapi tak ada respon darinya. aku memanggil teman-temanku untuk
membantuku membawa dia ke uks. “hei Ricky, Jordan. Tolong bantu aku ! “
teriakku. Tak ada respon dari mereka, aku tetap fokus kepada talitha. Kemana
mereka ini, kenapa tidak ada satupun orang yang membantuku. Lalu aku tersadar
dari kebinggunganku, kupandangi sekitarku. “Sepi sekali disini, kemana
semuanya. Ada apa lagi ini ? kemana semua orang?” gumamku. Sekolah ini jadi
seperti kota yang telah lama ditinggalkan, tak ada penghuninya. Debu berhamburan
dimana-mana, banyak burung bangkai dan gagak terbang di atas langit. Apa yang
harus aku lakukan sekarang, aku sendirian disini, ada apa dengan kota ini. “apa
ini” kataku. Aku merasakan cairan aneh bewarna merah keluar dari punggung Talitha.
Apa ini, aku masih heran apakah cairan itu. Aku tersadar, itu ialah darah. Aku
barusan tersadar, aku sekarang berada di atas lautan darah. Tubuhku dilumuri
dengan darah, aku berusaha menutupi lukanya agar darah tidak lagi keluar. Ku
tekan terus lukanya, tetapi darah tidak mau berhenti keluar.
Burung bangkai mulai turun dan berhenti di sekitarku. Aku
binggung apa yang harus aku lakukan aku terus menekan luka itu. Kusobek baju
seragamku dan mengikatkannya dengan erat, ku gendong Talitha di belakangku dan
berlari menuju rumah sakit. Tenagaku sudah habis untuk berlari, aku tidak kuat
lagi. Lalu aku berlari terus-menerus hingga kurang lebih 3 km. aku berhenti dan
kusandarkan Talitha ke tembok, Aku terus menerus menekan lukanya. Tak lama lagi
semua burung bangkai mulai mendekatiku, aku mulai gelisah dan ketakutan. “hei
!! menjauhlah menjauh!” teriakku ke burung-burung itu. Aku sudah menyerah aku
tak kuat lagi menahan semua ini. Apakah aku akan dimakan semua buung bangkai
ini. Lalu aku mulai duduk bersandar tembok di samping Talitha. Semua burung
mulai berdatangan, burung gagak mulai menyerangku. Aku terus kesakitan dan
memberontak, aku pukul semua burung gagak yang datang ke tubuhku. Satu demi
satu burung mulai menjauh. Aku sudah tak mampu lagi bergerak, aku sudah
menyerah. Dan serentak semua burung mendekatiku mulai memakan daging tubuhku.
Aku terbangun kaget. Apa yang terjadi barusan, dimana
burung-burung yang memakanku. Aku bangun dari ranjang, dan segera berlari
membuka gorden. Serentak cahaya pagi yang hangat menyinariku. Itu tadi hanyalah
mimpi, mimpi buruk yang menghantuiku.
Aku sangat lega, itu tadi hanyalah mimpi. Tapi aku mulai berpiki lagi, apakah
sekarang ini aku masih bermimpi ?.
Tamat !!!
by : maula Rizal Setiawan
0 komentar:
Posting Komentar